Nama : NOVIRA DASFE FENDRI
Npm : 18214076
Kelas : 3EA32
TUGAS ETIKA BISNIS 2
1. Immoral Manajemen
5. Leadership
6. Strategi dan Performasi
Contoh Kasus :
http://lifestyle.liputan6.com/read/2638099/menghargai-batik-cermin-tingginya-kebudayaan-bangsa
Npm : 18214076
Kelas : 3EA32
TUGAS ETIKA BISNIS 2
1. Immoral Manajemen
Menurut Rudito (2007:49) Immoral
manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan
prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada
umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik
dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas
bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya
memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk
kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok
mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika.
Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
Contoh Kasus: Mendapatkan kayu secara ilegal. Beberapa perusahaan
yang sengaja membakar hutan tersebut sebenarnya adalah Perusahaan yang telah
melakukan pencurian kayu, sehingga untuk menghilangkan jejaknya mereka
melakukan penebangan hutan secara sengaja. Hal ini dibuktikan dengan melihat
tunggal pohon bekas potongan gergaji mesin.
2. Amoral Manajemen
Menurut Widyahartono (1996:74) mengatakan prinsip bisnis amoral itu menyatakan
“bisnis adalah bisnis dan etika adalah etika, keduanya jangan
dicampur-adukkan”. Dasar pemikirannya sebagai berikut :
Bisnis adalah suatu bentuk persaingan yang mengutamakan dan mendahulukan
kepentingan ego-pribadi. Bisnis diperlakukan seperti permainan (game) yang
aturannya sangat berbeda dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada
umumnya. Orang yang mematuhi aturan moral dan ketanggapan
sosial (sosial responsiveness) akan berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan di tengah persaingan ketat yang tak mengenal “values” yang
menghasilkan segala cara.
Kalau suatu praktek bisnis dibenarkan secara legal (karena sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku dan karena law enforcement-nya lemah), maka para
penganut bisnis amoral itu justru menyatakan bahwa praktek bisnis itu secara
“moral mereka” (kriteria atau ukuran mereka) dapat dibenarkan. Pembenaran diri
itu merupakan sesuatu yang ”wajar’ menurut mereka. Bisnis amoral dalam dirinya
meskipun ditutup-tutupi tidak mau menjadi “agen moral” karena mereka menganggap
hal ini membuang-buang waktu, dan mematikan usaha mencapai laba.
Contoh berita :
Kasus
Lapindo Brantas Inc. (LBI). Akibat kecerobohan yang dilakukan pihak manajemen
LBI, hingga saat ini semburan lumpur masih berlangsung hingga saat ini sehingga
menggenangi ruas jalan dan pemukiman penduduk. Beberapa prosedur yang dilanggar
LBI antara lain:
1. LBI tidak mengindahkan Surat
Edaran Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1462/20/DJP/1996, yaitu salah satu
syarat pemberian Kuasa Pertambangan (KP) eksplorasi atau eksploitasi, LBI
selaku pemegang KP harus melakukan mekanisme Pengumuman Setempat (PS) untuk melindungi
kepentingan sosial rakyat setempat dimana usaha pertambangan dilakukan.
2. LBI tidak
mengindahkan PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL. LBI tidak mengindahkan Pasal
33 ayat 1, Pasal 7 ayat 1.
3. LBI sengaja
melanggar prosedur utama sebagai standar operasional pengeboran minyak dan gas.
LBI sengaja tidak memasang selubung bor.
3. Moral Manajemen
Menurut
Rudito (2007:49) Tingkatan tertinggi dari
penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen.
Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level
standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer
yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang
berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam
kepemimpinannya.
Contoh Kasus :
enron & KAP Arthur Anderse. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking
tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan
perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang
hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya
perilaku moral hazard (perilaku jahat) : diantaranya manipulasi laporan
keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
saham tetap diminati para investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan
orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
4. Agama, filosofi, Budaya dan Hukum
a. Agama
Menurut A.M. saefuddin (1987), menyatakan bahwa agama
merupakan kebutuhan manusia yang paling esensial yang besifat universal. Karena
itu, agama merupakan kesadaran spiritual yang di dalamnya ada satu kenyataan di
luar kenyataan yang namfak ini, yaitu bahwa manusia selalu mengharap belas
kasihan-Nya, bimbingan-Nya, serta belaian-Nya, yang secara ontologis tidak bisa
diingkari, walaupun oleh manusia yang mengingkari agama (komunis) sekalipun.
Contoh Kasus :
b. Filosofi
Filosofi adalah ungkapan seseorang
mengenai sikap, nilai dan kepercayaan walaupun pada waktu yang lain ungkapan
tersebut menjadi ideologi kelompok / kepercayaan kelompok (Moya Davis : 1993)
Contoh kasus :
c. Budaya
Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan
sebuah sistem gagasan & rasa, sebuah
tindakan serta karya yang dihasilkan
oleh manusia didalam kehidupannya yang
bermasyarakat, yang dijadikan
kepunyaannya dengan belajar.
Contoh Kasus :
d. Hukum
Menurut Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua asas
yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara
ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan
berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.
Contoh Kasus :
5. Leadership
Menurut
Kartini Kartono (1994:48) Kepemimpinan itu karakternya khas, spesifik,
dibutuhkan pada satu situasi tertentu. Sebab didalam sebuah kelompok yang
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu & memiliki sebuah tujuan serta
berbagai macam peralatan yang khusus. Pemimpin sebuah kelompok dengan ciri-ciri
yangkarakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.
Contoh Kasus :
6. Strategi dan Performasi
Menurut Craig & Grant (1996), Strategi merupakan penetapan
sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives).
Contoh kasus :
7. Karakter individu
Menurut James (2004:87) karakteristik individu adalah minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa seseorang didalam situasi kerja. Minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan obyek kecenderungan atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti dengan perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. Minat mempunyai kontribusi terbesar dalam pencapaian tujuan perusahaan, betapapun sempurnanya rencana organisasi dan pengawasan serta penelitiannya. Bila karyawan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil yang semestinya dapat dicapai.
Contoh Kasus :
8. Budaya organisasi
Budaya organisasi menurut Luthans (1998) adalah
norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Setiap anggota organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku
agar diterima oleh lingkungannya.
Contoh Kasus :
Daftar Pustaka :
Komentar
Posting Komentar