Sejarah Perkembangan Koperasi sejak Bapak Sarbini Sampai dengan Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Nama : Novira Dasfe Fendri
NPM : 18214076
Tugas : Ekonomi Koperasi ( SOFTSKILL )
di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
KabinetKerja adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil PresidenMuhammad Jusuf Kalla. Susunan kabinet
ini berasal dari kalangan profesional, usulan partai politik pengusung pasangan
Jokowi-JK pada Pilpres 2014 (PDI
Perjuangan, PKB, Partai NasDem, dan Partai Hanura)
ditambah PPP, PAN, dan Partai Golkar yang bergabung
setelahnya, serta tim sukses pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Susunan
kabinet diumumkan oleh Presiden Jokowi pada 26 Oktober 2014. dan resmi dilantik
sehari setelahnya. Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla membacakan susunan
kabinetnya di taman belakang Istana Negara. Dalam kesempatan itu, Jokowi
menghadirkan para menterinya yang mengenakan seragam kemeja putih. Kabinet
Kerja terdiri dari 4 menteri koordinator dan 30 menteri.
NPM : 18214076
Tugas : Ekonomi Koperasi ( SOFTSKILL )
1. SEJARAH KOPERASI DI
INDONESIA
Koperasi
adalah Badan Usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat
daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi
rakyat dan koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan kekeluargaan.
Prinsip-prinsip
koperasi merupakan Landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai
badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat untuk membangun koperasi yang efektif
dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional)
adalah :
- Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela,
- Pengelolaan yang demokratis,
- Partisipasi anggota dalam ekonomi,
- Kebebasan dan otonomi,
- Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU
no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25
tahun 1992 adalah :
- Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
- Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
- Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
- Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
- Kemandirian
- Pendidikan Perkoperasian
- Kerjasama antar koperasi
2. Sejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah
koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya sejarah koperasi
dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil.
Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari
penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
Sejarah
koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Pada umumnya sejarah koperasi
dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil
kemampuan ekonomi yang rendah mendorong pada usaha kecil untuk terlepas dari
penderitaan secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada
tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki
peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan
rakyat. Pada
tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening
op de Cooperatieve Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.
Pada
tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri
Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk
penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada
tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi
yang diberi nama koperasi kumiyai.
Setelah
bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itu kemudian
ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Kongres
Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan :
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia [SOKRI]
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Pada
tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung.
Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
1.
Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin
]sebagai pengganti SOKRI
2.
Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah
3
Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4.
Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Pelaksanaan
program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :
1. menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat
terutama koperasi
2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3.
memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di
lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil
PERKEMBANGAN
KOPERASI DI INDONESIA
PERKEMBANGAN KOPERASI
DALAM SISTEM EKONOMI TERPIMPIN
Peraturan
konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
(1) Menyesuaikan
fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI tanggal 17
Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa sehingga kegiatan
dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur perekonomian rakyat guna mencapai
taraf hidup yang layak dalam susunan masyarakat adil dan makmur yang
demokratis.
(2) Bahwa pemerintah
wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan Koperasi berdasarkan
azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong, membimbing,
melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.
(3) Bahwa dengan
menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan Koperasi sendiri
dalam taraf sekarang bukan saja tidakk mencapai tujuan untuk membendung arus
kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara
bekerja yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya.
BERIKUT ADALAH BAPAK KOPERASI DARI TAHUN 1968 SAMPAI
SAAT INI (2016)
No
|
Foto
|
Nama
|
Kabinet
|
Mulai
Menjabat
|
Selesai
Menjabat
|
Keterangan
|
1
|
11
September 1971
|
Bernama Menteri
Transmigrasi, dan Koperasi
|
||||
2
|
11
September 1971
|
28 Maret
1973
|
||||
Bernama Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi
|
||||||
3
|
Bernama Menteri
Muda Urusan Koperasi
|
|||||
Dipisahkan,
dan berganti nama menjadi Menteri Koperasi
|
||||||
|
||||||
4
|
|
|
||||
Berganti
nama menjadi Menteri Koperasi, dan Pembinaan Pengusaha Kecil
|
||||||
5
|
Berganti nama
menjadi Menteri Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah
|
|||||
6
|
Berganti
nama menjadi Menteri Negara Koperasi, dan Pengusaha Kecil Menengah
|
|||||
7
|
Berganti
nama menjadi Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah
|
|||||
8
|
|
|||||
—
|
Mari Elka Pangestu
(ad-interim) |
|
||||
9
|
Berhenti
karena dilantik menjadi anggota DPR RI 2014-2019
|
|||||
—
|
Muhammad Lutfi
(Pelaksana Tugas) |
Pelaksana
Tugas
|
||||
10
|
Sedang
Menjabat
|
1.
M. Sarbini
Lahir di Kebumen, 29 Mei 1914 – meninggal
di Jakarta, 21 Agustus 1977 pada umur 63
tahun adalah seorang jenderal purnawirawan yang
dilahirkan di Kota Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah dan
banyak mengabdi selama masa perjuangan baik di bidang militer maupun pemerintahan Republik
Indonesia. Dalam masa perjuangan, terutama pada tanggal 20 Oktober 1945, dia,
yang pada waktu itu berpangkat Letkol, memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Tengah dan menyerang, serta mengepung tentara
Sekutu dan NICA di
desa Jambu, Ambarawa yang kemudian dikenal sebagai peristiwa palagan
Ambarawa.Selama masa pemerintahan Bung Karno, Mayor
Jenderal M. Sarbini menjabat sebagai menteri pertahanan dalam
kabinet Dwikora II pada tahun 1966 yang kemudian digantikan oleh Letnan
Jendral Soeharto.Pada
masa hidupnya, jenderal H. M. Sarbini banyak dikenal sebagai bapak Veteran Indonesia
dan diabadikan namanya sebagai nama gedung veteran atau balai Sarbini yang
berada di kawasan Semanggi, Jakarta Pusat.
Untuk mengenang jasa-jasanya, di
Kebumen, tempat kelahirannya juga didirikan sekolah SMK Jenderal M.
Sarbini. Kabinet Pembangunan I adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia
pada tahun 1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalah Soeharto.
Kabinet Pembangunan I terbentuk tanggal 6 Juni 1968 dan dilantik
pada tanggal 10 Juni 1968. Komposisi kabinet ini tidak jauh berbeda dengan
komposisi menteri dalamKabinet Ampera II. Tak lama setelah Pemilu
1971, pada 9 September 1971, Presiden Soeharto
mengumumkan perombakan Kabinet Pembangunan I dan melantik menteri-menteri
reshuffle pada 11 September 1971.
Pada 1 April 1969,
dimulailah pelaksanaan Pelita I (1969-1974).
Tujuan diselenggarakan Pelita I adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Sedangkan
sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah
pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar
keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena
mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
2.
Raden
Soebroto
dilahirkan pada tanggal 19 September 1923 di Kampung
Sewu, Kota Surakarta, Jawa Tengah sebagai
anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Martosuwignyo dan ibu Sindurejo.
Setelah lulus dari HIS,
Subroto melanjutkan sekolah diMULO dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Situasi pada saat
itu memaksa Subroto mendaftarkan diri masuk PETA. Sayangnya, ia harus
ditolak karena terlalu kurus.[1] Pada
tanggal 1 November 1945, ia diterima sebagai kadet (taruna) di Militer
Academie (MA) di Yogya. Ada kebanggaan karena dari 197 angkatan
pertama ia adalah lulusan terbaik II dan menyandang pangkat Letnan II pada
tahun 1948. Sebagai tentara Subroto bersama rekan-rekannya seperti Wiyogo Atmodarminto, Soesilo
Soedarman, Himawan
Sutanto, Ali Sadikin, Yogi Supardi, danSayidiman Suryohadiprodjo ikut
berperan dalam perang kemerdekaan hingga tahun 1949.
Setelah perang usai, Subroto
kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI),
lulus propaedeutisch-examen (lulus tingkat II) pada bulan
Februari 1952, hingga lulus candidaats-examen (lulus tingkat
IV - Sarjana Muda) pada bulan Maret 1955. Selama di kampus ia aktif dalam
organisasi kemahasiswaan, yang mempertemukannya dengan perwakilan Universitas McGill yang sedang berada di
Indonesia untuk mencari kandidat yang berminat dalam program pertukaran
mahasiswa untuk kuliah diUniversitas McGill, Montreal, Kanada. Akhirnya
ia terpilih dan mendapatkan beasiswa penuh untuk program pascasarjana di bidangforeign
trade (perdagangan luar negeri) - suatu bidang utama yang menarik pada
saat itu.
Subyek tesisnya adalah analisis
persyaratan perdagangan dengan studi kasus Indonesia dengan judul "Indonesian
Terms of Trade after the Second World War". Sejak tahap itu ia
menyadari betapa pentingnya sumber daya mineral dan bahan bakar fosil untuk
perekonomian suatu negara seperti Indonesia. Setelah meraih gelar Master
of Arts dari Universitas McGill pada tahun 1956, ia
kembali ke Indonesia untuk mengambil program doktor ekonomi di UI, di mana ia bertemu
dengan sekelompok ekonom berbakat dan mulai bekerja sama membahas ide-ide baru
tentang perekonomian Indonesia. Pada tahun 1958 ia meraih gelar doktor ekonomi
dari UI.
Selain itu ia juga ditugaskan
sebagai dosen Seskoad di Bandung, di mana salah satu muridnya
adalah Soeharto.
Setelah Soeharto menjadi
Presiden RI, Subroto dan kelompoknya diangkat sebagai penasehat bagi
pemerintahan yang baru tersebut. Tugas pertama bagi para penasehat itu adalah
mengembangkan cetak biru perekonomian Indonesia yang melahirkan Repelita. Sejak
itulah para penasehat ekonomi tersebut diangkat menjadi Menteri di mana Subroto
sendiri mula-mula diangkat sebagai Menteri
Transmigrasi dan Koperasi (11 September 1971 - 28 Maret 1973), selanjutnya
sebagai Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (28 Maret 1973 - 29 Maret 1978), dan Menteri
Pertambangan dan Energi selama dua periode kabinet (29 Maret 1978 - 21 Maret 1988). Pada periode 31
Oktober 1984–9 Desember 1985 ia terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC.
Pada tahun 1988, Subroto mendapat
kepercayaan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor
Minyak (OPEC) yang berkedudukan di Wina, Austria. Dari Wina, Austria ini ia
masih sempat memikirkan nasib anak bangsa yang masih terbelit kebodohan,
keterbelakangan, kemiskinan, dan keterpurukan. Kondisi ini mendorong Subroto
dan sekretarisnya, Rizal Sikumbang mendirikan Yayasan Bina Anak Indonesia (YBAI)
yang concern di bidang pendidikan. Di usia senja ia terus berkarya dan
mengabdi. Kabinet Pembangunan II [1] adalah
nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada
tahun 1973-1978. Presiden pada
Kabinet ini adalah Soeharto sedangkan wakil presiden adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pada masa
kabinet ini, dimulailah Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979). Sasaran yang hendak
dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja. Pelita II berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam
hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak
jalan dan jembatan yang direhabilitasi dan dibangun. Pada masa kabinet ini
juga, terjadilah peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas
Januari) pada tanggal 15-16 Januari1974 yang bertepatan
dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei ke
Indonesia.
3.
Bustanil
Arifin
(lahir di Padang Panjang, Sumatera
Barat, 10 Oktober 1925 – meninggal
di Los Angeles,Amerika
Serikat, 13 Februari 2011 pada umur 85
tahun) adalah seorang militer dan politisi Indonesia.
Ia pernah menjabat KepalaBadan Urusan Logistik (Bulog)
dan Menteri
Koperasi Indonesia. Kabinet Pembangunan III adalah
kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto denganWakil Presiden H. Adam Malik.
Kabinet ini diumumkan secara langaung pada 29 Maret 1978 dan kemudian,
dilantik secara langsung pada 31 Maret 1978. Adapun susunan
kabinetnya adalah sebagai berikut.Kabinet menyelenggarakan Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984). Pelita III lebih
menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya
adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya
adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur
Pemerataan.
Ø Isi Trilogi
Pembangunan terdiri dari:
1. Stabilitas
nasional yang dinamis
2. Pertumbuhan
ekonomi tinggi, dan
3. Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya
Ø Isi Delapan
Jalur Pemerataan:
·
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak,
khususnya pangan, sandang dan papan (perumahan).
·
Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan
pelayanan keselamatan.
·
Pemerataan pembagian pendapatan.
·
Pemerataan kesempatan kerja.
·
Pemerataan kesempatan berusaha.
·
Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembagunan
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
·
Pemerataan penyebaran pembangunan di wilayah tanah
air.
·
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Kabinet Pembangunan IV (19 Maret 1983-22 Maret 1988) adalah kabinet yang dibentuk pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.Pada masa itu,
diselenggarakan Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989). Pada Pelita IV
lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil
yang dicapai pada Pelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984
Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia
berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar
bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan
Program KB dan
Rumah untuk keluarga.
Kabinet Pembangunan V adalah kabinet yang dibentuk pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden Sudharmono.
Kabinet ini dibentuk pada tahun 1988 dan berakhir pada tahun 1993.
4.
Subiakto
Tjakrawerdaya
(lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 30 Juli 1944; umur 72 tahun)
adalah Menteri
Koperasi Indonesia pada tahun 1993 hingga tahun 1998 pada Kabinet Pembangunan VI dan Kabinet Pembangunan VII pada masa
pemerintahan PresidenSoeharto. Kabinet Pembangunan VI adalah kabinet
yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil
Presiden Try Soetrisno dengan masa bakti (1993-1998). Kabinet
Pembangunan VII adalah kabinet pemerintahan Indonesia yang
dibentuk pada masa pemerintahanPresiden Soeharto dan Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie yang masa
jabatannya paling singkat (16 Maret 1998-21 Mei 1998). Masa bakti kabinet ini seharusnya berakhir pada
tahun 2003,
namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan massal 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang
berujung pada pengunduran diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan diangkatnya
B.J. Habibie sebagai pejabat presiden dalam situasi darurat, mengakibatkan
kabinet ini menjadi demisioner. Sebagai penggantinya, pemerintahan Indonesia
dilanjutkan oleh Kabinet Reformasi Pembangunan.
Ø Adapun Catur
Krida Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:
1. trilogi
pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan, sebagai
landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji selama ini dan telah kita
laksanakan.
2. kemandirian. Yakni melepaskan diri dari
ketergantungan pada pihak lain dan percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup
menghadapi segala gejolak yang timbul akibat globalisasi.
3. ketahanan nasional. Dari kemandirian,
kebersamaan, dan kekeluargaan itulah tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan
dan ketangguhan bangsa kita menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
4. persatuan
dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan nasional dalam menjamin
kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
5.
Adi Sasono
(lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 16 Februari 1943 – meninggal
di Jakarta, 13 Agustus 2016 pada umur 73
tahun) adalah mantan Menteri Koperasi dan UKM pada era Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia dikenal
sebagai tokoh LSM dan
berbagai aktivitas kemasyarakatan lainnya. Selain itu ia juga merupakan
tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Pers
Mahasiswa Indonesia (IPMI), Pelajar Islam
Indonesia (PII) dan ICMI dengan pernah
menjadi Sekretaris Umum pada tahun 1990-an. Selain itu ia juga
mendirikan Partai Merdeka yang menjadi peserta Pemilu 2004 di Indonesia.
Sebelumnya, ia juga dikenal sebagai tokoh Dewan koperasi Indonesia
(DEKOPIN).
Adi sasono pada saat itu menjadi
menteri koperasi dan usaha kecil dicap dari salah satu media di luar negeri
sebagai "Indonesia the most dangerous man", namun pada article Los
Angles Times - Washington (dicukil dari the tufts daily, March 3, 1999), ia
menyangkal "I've tried to convince them that I'm not dangerous at
all" bila melihat program yang diajukan sewaktu di kementrian
Koperasi dan usaha kecil adalah jelas untuk membela wong cilik dalam
mengembangkan usaha di mana didasarkan selama 32 tahun dipimpin oleh pemimpin
otoriter terdahulu lebih mengarah crony capitalism.
Kabinet Reformasi Pembangunan adalah kabinet pemerintahan Presiden
ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie.
Kabinet ini dibentuk pada 23 Mei 1998 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 1999. Kabinet ini terdiri
dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen,
sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara,
dan Jaksa Agung.[1]
6.
Zarkasih Nur
(lahir di Ciputat, Tangerang, Jawa Barat, 21 April 1940; umur 76 tahun)
adalah Menteri
Negara Koperasi dan UKMpada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih
gelar sarjana pada tahun 1973 dari IAIN Syarif Hidayatullah dan
merupakan mantanpolitikus dari Partai Persatuan Pembangunan. Dia juga
pernah menjadi anggota DPR mewakili fraksi PPP. Dia juga salah satu
pencetus percepatan Muktamar PPP dari 2008 menjadi 2007 yang akhirnya
menyebabkan pemecatan dirinya dari PPP.
KabinetPersatuanNasional adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Abdurrahman
Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri. Kabinet ini
dibentuk pada 26 Oktober 1999 dan masa
baktinya berakhir pada 9 Agustus 2001. Kabinet ini terdiri
dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen,
sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara,
dan Jaksa Agung.
7.
H. Alimarwan
Hanan, SH.
(lahir di Desa Uludanau, Kecamatan Sindang Danau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera
Selatan, 12 Maret 1947 – meninggal di Jakarta, 7 November 2010 pada umur 63
tahun) adalah Menteri
Negara Koperasi dan UKMpada Kabinet Gotong Royong. Ia meraih gelar
sarjana pada tahun 1984 dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang.
Ia dikenal sebagai politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
KabinetGotongRoyong adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz.
Kabinet ini dilantik pada 10 Agustus 2001 dan masa
baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004. Kabinet ini
diumumkan pada 9 Agustus 2001. Selama kabinet ini
bertugas, Presiden Megawati Soekarnoputritidak pernah
melakukan perombakan kabinet. Tetapi, hanya mengangkat beberapa menteri ad-interim karena
beberapa menteri mengundurkan diri sehubungan dengan pencalonan mereka di Pilpres 2004.
Ø Program
Kerja Kabinet Gotong Royong :
a. Mempertahankan
Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka utuh Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Meneruskan
proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional
melalui kerangka, arah, dan agenda yang lebih jelas, dengan terus meningkatkan
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
c. Normalisasi
kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehiduan
perekonomian rakyat.
d. Melaksanakan
penehakan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa aman serta tenteram dalam
kehidupan masyarakat, melakukan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
e. Melaksanakan
politik luar negeri yang bebas aktif, memulihkan martabat bangsa dan negara
serta kepercayaan luar negeri, termasuk lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan
kalangan investor terhadap pemerintah.
f. Mempersiapkan
penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004 yang aman, tertib, rahasia, dan langsung.
8.
Drs. H.
Suryadharma Ali, M.Si.
(lahir di Jakarta, 19 September 1956; umur 60 tahun)
adalah Menteri Agama Indonesia dari 22 Oktober 2009 hingga 28 Mei 2014. Sebelumnya ia
menjabat sebagai Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah padaKabinet Indonesia Bersatu. Ia
menyelesaikan pendidikan sarjananya di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada
tahun 1984.
Pada tahun 1985 ia
berkarier di PT. Hero Supermarket, hingga tahun 1999 di mana ia
menduduki posisi Deputi Direktur perusahaan ritel tersebut. Selain itu, ia juga
aktif di berbagai organisasi ritel di Indonesia. Pada Februari 2007,
Suryadharma terpilih sebagai Ketua Umum PPP dan menggantikan Hamzah Haz.
Kepengurusan periode kepemimpinannya didampingi oleh Wakil Ketua Umum Chozin Chumaidy, Irgan Chirul Mahfiz (Sekretaris
Jenderal), Suharso Monoarfa (Bendahara), Bachtiar
Chamsyah (Ketua Majelis Pertimbangan Pusat), KH Maemoen Zubair (Ketua
Majelis Syariah), danBarlianta Harahap (Ketua
Majelis Pakar). Pada 23 Mei 2014 Suryadharma Ali dinyatakan oleh KPK sebagai tersangka
dalam kasus korupsi dana haji. Menghadapi proses hukum yang menunggunya, Suryadharma
Ali menyatakan mundur dari jabatannya pada Senin, 26 Mei 2014 dan resmi
mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Mei 2014
Kabinet Indonesia Bersatu I (Inggris: United
Indonesia Cabinet) adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet ini dibentuk
pada 21 Oktober 2004 dan masa
baktinya berakhir pada 20 Oktober 2009. Pada 5 Desember2005, Presiden Yudhoyono
melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan
evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan
perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
9.
Syariefuddin
Hasan atau lebih dikenal dengan nama Syarief Hasan
(lahir di Palopo, Sulawesi
Selatan, 17 Juni 1949; umur 67 tahun) adalah seorang politisi Indonesia yang
menjadi Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesiapada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia menjabat
anggota Komisi XI dan Panitia Anggaran DPR pada periode 2004-2009. Ia menikah
dengan Inggrid Kansil, presenter dan pemain sinetron
yang menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Syarief Hasan merupakan alumni
Doktor Ilmu Manajemen S3 Universitas Persada Indonesia YAI, Kabinet
Indonesia Bersatu IIadalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
Susunan kabinet ini berasal dari
usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono
pada Pilpres 2009 yang
mendapatkan kursi di DPR (Partai
Demokrat, PKS, PAN,PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung
setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan
profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY
pada 21 Oktober 2009 dan dilantik
sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan[4].
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa
menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet Pada tanggal 13 Juni
2012, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Kesehatan di mana pejabat
sebelumnya telah meninggal dunia.
(lahir
di Denpasar, Bali, 7 Juli 1965; umur 51 tahun)
adalah Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko
Widodo yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Ia juga
adalah Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013. Ia menyelesaikan
studi S1 di Universitas Ngurah Rai, Denpasar pada
tahun 1991.
Sebelumnya ia, menjadi Wali Kota Denpasar untuk
periode 2000-2005 dan 2005-2008, tetapi tidak terselesaikan disebabkan dirinya
terpilih menjadi wakil gubernur mendampingi I Made Mangku Pastika dalam pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2008.
Pada tahun
2013, ia mencalonkan diri sebagai calon gubernur Bali periode 2013-2018 yang
diusung oleh PDI Perjuangandidampingi oleh Dewa Nyoman Sukrawan yang
merupakan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng 2009-2014. Sejak 27 Oktober 2014, ia menjabat
sebagai Menteri
Koperasi dan UMKM di era pemerintahan Jokowi - JK pada KabinetKerja.
Komentar
Posting Komentar